Akhirnya hari ini kembalilah saya ke perpustakaan. Lama sudah tak bersua dengan Ibu Sri yang terkenal itu. Tapi sebelum langsung ke perpustakaan, ingin rasanya melihat-lihat fitur-fitur baru di perpustakaan ini. Sebenarnya terakhir ke sini sekitar beberapa bulan yang lalu sih, tapi waktu itu perpustakaan ini terasa begitu sepi dibanding hari ini. Mungkin karena hari ini masih minggu-minggu awal perkuliahan dan banyak mahasiswa tahun pertama yang belajar di perpustakaan.
Minggu kemarin sempat tarawih di Masjid Salman, kebetulan penceramahnya malam itu Gubernur Jawa Barat yaitu Ahmad Heryawan, Lc. Beliau bilang, kota-kota besar di luar negeri itu hampir dipastikan memiliki perpustakaan kota yang terkenal. Jika kita sampai di kota tersebut dan bertanya pada penduduk setempat dimana letak perpustakaan kota, semua penduduk tau jawabannya. Tapi saat ini di Bandung, ketika kita ditanya dimana perpustakaan di Kota Bandung yang terkenal kita tidak tahu harus menjawab apa. Kemudian setelah gubernur berkata demikian, teman di sebelah bilang perpustakaan kampus kita harusnya jawabannya. Karena perpustakaan kita saat ini sudah bagus lho. Karena penasaran pula, saya semakin tertarik menjelajahi perpustakaan tersebut.
Baik, mari kita lihat fisik gedung perpustakaan ini.
Dilihat-lihat ternyata tembok keramiknya masih relatif cukup lengkap. Sempat terpikir sebelumnya mungkin saja keramik itu sudah rontok karena gempa kemarin. Kemudian terpikir, mungkin sebaiknya keramik-keramik itu rontok saja agar diganti yang baru atau sekalian dipugar. Terus terang gudang ilmu yang satu ini terlihat cukup menyedihkan.
Tapi ternyata fitur di dalamnya memang menarik. Ilustrasi yang cocok untuk menggambarkan seberapa menariknya mungkin adalah kata-kata dari salah seorang pengunjung perpustakaan, “Sekarang gue bingung kalo ke perpustakaan tu mau ke Sampoerna, Amerika, apa Indonesia!”. Tempat-tempat yang dimaksud itu adalah spot-spot khusus yang berbeda dengan wilayah lainnya di perpustakaan tersebut.
Sampoerna Corner, ini adalah salah satu sudut ternyaman di perpustakaan dan merupakan corner pertama yang didirikan di perpustakaan. Masuk ke wilayah Sampoerna Corner kita harus melepas alas kaki. Fasilitas di dalamnya lengkap, melebihi gambaran awal saya mengenai fasilitas perpustakaan. Komputer dengan akses internet tentu sudah wajar, yang menarik adalah adanya sofa-sofa yang nyaman dan fasilitas tv wide screen lengkap dengan koleksi VCD “Maestro” dan “Permata Bangsaku”. Tidak ada peraturan yang kaku di perpustakaan ini. Anda boleh ribut, boleh nonton tv, boleh tidur di sofa, boleh akses internet sampai mata sepet, dll. Kecuali meminjam buku-buku seru yang ada di dalam corner tersebut, buku-buku itu hanya untuk dibaca di tempat.Corner ini merupakan corner ternyaman, karena itu corner ini paling ramai.
Corner berikutnya adalah American Corner, sesuai dengan namanya corner ini bergaya sangat Amerika. Peta besar Amerika Serikat dipajang di tembok sebelah kanan ruangan. Buku-buku koleksinya juga buku-buku import yang berasal dari Amerika dan juga termasuk majalah-majalah Amerika seperti The New Yorker, People, Rolling Stones USA, dll. Fasilitas komputer dan akses internet juga tersedia di sini, yang menarik adalah komputer yang digunakan merupakan komputer produksi Apple yang layarnya berukuran sangat besar. Keseluruhan isi dari corner ini sangat wajar bernafaskan Amerika, karena memang corner ini merupakan sumbangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Corner terakhir merupakan corner yang paling menarik bagi saya pribadi. Corner ini merupakan corner yang paling akhir dibangun, sebelumnya belum pernah saya mengunjungi corner ini. Corner ini dinamakan Nation Building Corner. Aneh juga sebenarnya, corner ini berisi buku-buku yang mengobarkan semangat nasionalisme, interiornya pun terdiri dari sejarah Sumpah Pemuda, foto Bung Karno, dll. Tapi mengapa namanya dalam bahasa asing?
Dua fitur terakhir yang akan saya paparkan adalah lantai basement perpustakaan dan mushala yang juga terletak di lantai basement. Untuk menuju lantai basement ini kita tidak perlu menitipkan tas. Karena tidak perlu repot, lantai ini juga merupakan lantai favorit untuk kegiatan belajar bersama. Mushala yang berada di lantai ini awalnya merupakan tempat yang ingin saya hindari karena dalam bayangan saya mushala tersebut masih merupakan mushala terjorok di kampus. Dengan lantai tempat wudhu yang selalu tergenang air, pasir dan rambut yang mengambang di air tersebut, karpet yang lembab dan bau. Berat sekali rasanya untuk ibadah di mushala tersebut. Sudah jorok, rawan maling pula. Tapi ternyata saat ini tidak lagi demikian, mushala telah dipindahkan ke area yang lebih luas. Dibatasi langsung dengan jendela luar mengakibatkan area mushala mendapat penerangan yang cukup terang.
Kesimpulannya, ternyata perpustakaan ini telah berkembang jauh lebih baik dari masa lalunya. Salut untuk UPT Perpustakaan. Semoga semakin lama perpustakaan semakin nyaman. Sekali-sekali datanglah ke perpustakaan kampus, teman yang sudah jarang bertemu biasanya bisa ditemukan di sini.
-
-
UPT Perpustakaan
-
-
Sampoerna Corner
-
-
Nation Building Corner
-
-
Lantai Basement
-
-
Mushala
– Kosan, Bandung –